Muaro Jambi –Jambiaktual.co.id Ratusan warga Dusun Lubuk Regis RT 10, Desa Tanjung Pauh Km 39, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, menyampaikan aspirasi kepada PT Kurnia Sungai Bahar Berjaya (KSBB). Mereka meminta agar perusahaan membuka peluang kemitraan dengan masyarakat setempat, khususnya dalam kegiatan bongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
Aksi penyampaian aspirasi yang diikuti sekitar 160 warga itu juga menyoroti dugaan rekayasa jalur limbah dan pelaksanaan sosialisasi perusahaan yang dinilai tidak transparan. Warga menilai kegiatan sosialisasi yang dilakukan perusahaan hanya melibatkan sebagian kecil warga, bukan secara terbuka untuk masyarakat luas.
> “Kami tidak meminta menjadi karyawan tetap. Kami hanya ingin ada kemitraan dalam bongkar muat sawit dengan sistem upah borongan berdasarkan tonase TBS yang dibongkar, agar masyarakat bisa ikut merasakan manfaat ekonomi,” ujar Iwan, salah satu perwakilan warga, Senin (6/10/2025).
Menurut warga, pola kemitraan berbasis upah borongan tersebut bukan hal baru. Sistem serupa disebut sudah banyak diterapkan di sejumlah perusahaan sawit lain di wilayah sekitar, di mana masyarakat bekerja sebagai mitra bongkar muat dengan pembayaran dihitung berdasarkan tonase sawit yang dikerjakan.
> “Pola seperti ini sudah berjalan di banyak perusahaan lain di sekitar sini, dan terbukti bisa saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat,” tambah Iwan.
Sementara itu, pihak PT KSBB disebut masih mempertahankan kebijakan bahwa kegiatan bongkar muat dilakukan oleh tenaga kerja internal perusahaan. Pihak perusahaan menilai langkah yang dijalankan sudah sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal.
Kepala Desa Tanjung Pauh Km 39, Datuk Iskandar, saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa pihaknya telah meneruskan aspirasi warga kepada perusahaan.
> “Kami sudah sampaikan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Untuk tindak lanjutnya tentu menjadi kewenangan perusahaan,” kata Datuk Iskandar.
Warga berharap perusahaan dan pemerintah desa dapat membuka ruang dialog yang lebih luas agar persoalan ini dapat diselesaikan secara terbuka dan mengedepankan musyawarah. Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Kurnia Sungai Bahar Berjaya belum memberikan keterangan resmi terkait tuntutan masyarakat tersebut.