Jambi, jambiaktual.co.id 25 Juni 2025 — Di tengah derasnya opini publik yang dibentuk secara sepihak oleh pihak Rendra Ramadhan Usman, salah satu anggota DPRD Provinsi Jambi dari fraksi partai PKS, pihak Winda Irzalina Pratiwi akhirnya angkat bicara. keluarga besar Winda menyampaikan sanggahan tegas terhadap narasi manipulatif yang belakangan menyudutkan perempuan dan keluarganya secara tidak adil.
“Jangan jadikan media alat untuk membalikkan fakta. Anak kami adalah korban nyata dari relasi yang toksik dan manipulatif. Tidak ada perempuan yang tanpa alasan menyerang ada luka yang terlalu lama didiamkan, hingga akhirnya meledak,” tegas orang tua Winda.
Pihak Winda mengingatkan publik bahwa insiden pada Januari 2025 bukan peristiwa tunggal yang berdiri sendiri, melainkan rangkaian konflik yang sudah berulang- ulang ditoleransi oleh pihak istri demi menjaga rumah tangga. Tuduhan ‘pengeroyokan’ seolah menutup mata bahwa Rendra datang tanpa izin, dalam kondisi emosi, dan memprovokasi suasana saat itu.
Lebih lanjut, saksi mata berinisial A mengungkap bahwa pada saat keributan terjadi, Rendra lah yang justru datang ke rumah orang tua Winda dengan membawa beberapa orang untuk mengambil anak secara paksa. Akibatnya, Winda berteriak minta tolong ke warga sekitar. “Tidak ada pengeroyokan seperti yang diklaim Rendra,” tegas saksi tersebut.
Kenapa Tidak Pernah Bertemu Anak?
Menanggapi tudingan sepihak dari pihak Rendra Ramadhan Usman yang menyatakan bahwa dirinya dilarang atau dibatasi dalam bertemu dengan anaknya, perlu kami tegaskan bahwa pernyataan tersebut adalah keliru dan menyesatkan.
Faktanya, tidak pernah ada larangan atau pembatasan pertemuan antara anak dan ayahnya. Namun, kami berharap Rendra dapat bersikap dewasa dan menunjukkan tanggung jawab sebagai seorang bapak dalam membangun hubungan yang sehat dengan anak.
Keputusan sepenuhnya dikembalikan kepada anak, tanpa tekanan atau paksaan dari siapa pun. Maka dari itu, tuduhan bahwa telah terjadi pembatasan adalah bentuk pengalihan isu yang tidak berdasar.
Bahkan menurut keterangan langsung dari Winda, pernyataan Rendra yang beredar di media tidak sesuai fakta sebenarnya. Selama proses mediasi pun, Rendra menolak hadir kecuali anaknya mau dibawa oleh Rendra, sebuah permintaan yang jelas bertentangan dengan hukum, karena hak asuh anak hanya bisa ditentukan melalui putusan pengadilan.
“Fitnah Keji! Keluarga Winda Bantah Tuduhan Rendra Soal pernah dikejar menggunakan pisau oleh adik kandung Winda”
Terkait Pernyataan Rendra yang menyebut dirinya pernah dikejar oleh adik Winda dengan sebilah pisau adalah tuduhan sepihak yang sama sekali tidak berdasar dan sangat mengada-ada. Hal tersebut adalah bentuk pembentukan opini publik yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
Menurut keterangan dari pihak keluarga Winda, tidak pernah terjadi peristiwa sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh Rendra di media. Tuduhan tersebut adalah upaya mencoreng nama baik keluarga besar Winda Irzalina Pratiwi dan mengalihkan perhatian dari persoalan hukum yang tengah dihadapi oleh Rendra sendiri.
“Coba posisikan diri sebagai seorang ibu yang anaknya akan dibawa pergi secara sepihak. Emosi siapa yang tidak meledak? Winda hanya ibu yang marah karena anaknya ingin direbut paksa,” tegas salah satu pihak keluarga.
Seruan untuk Ketua DPRD Jambi Jangan Diam!
Keluarga Winda juga menyampaikan harapan kepada Ketua DPRD Provinsi Jambi, M. Hafis, untuk tidak menutup mata atas kasus yang melibatkan anggota DPRD aktif dari Fraksi PKS, yaitu Rendra Ramadhan Usman.
Lebih lanjut, keluarga Winda juga mengungkap bahwa sejak bulan Oktober 2024, Rendra Ramadhan Usman tidak pernah lagi memberikan nafkah, baik kepada istri maupun kepada anaknya. Padahal, secara hukum, status mereka masih sah sebagai suami istri. Dan untuk anak, kewajiban nafkah seharusnya berlaku sampai kapan pun tanpa putus.
Upaya untuk mendapatkan keadilan pun sudah dilakukan. Komnas Perlindungan Anak bahkan telah menyurati DPRD Provinsi Jambi terkait hal ini, namun tidak pernah mendapat tanggapan. Surat juga telah dilayangkan ke partai PKS serta Ketua Fraksi PKS di DPRD Jambi namun lagi-lagi tidak ada satu pun yang merespon.
Kami memohon kepada Ketua DPRD Provinsi Jambi, M. Havis, serta jajaran Fraksi PKS untuk tidak lagi bersikap diam. Dibutuhkan kebijaksanaan, keberanian, dan itikad baik dari lembaga untuk mencari solusi adil bukan justru menutup mata atas penderitaan perempuan dan anak yang telah terabaikan, tegas pihak keluarga winda